Sabtu, 13 Oktober 2018

Sekolah vs Orangtua

Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah (Ki Hajar Dewantara)

Bismillahirrohmanirrohim,
Hari ini, akhirnya saya dipertemukan dengan Dino (bukan nama sebenarnya). Guru BK berinisiatif mempertemukan saya dengan Dino setelah beberapa kali saya curhat, anak ini jarang sekali masuk kelas saya. Dari duabelas kali pertemuan, ia hanya masuk tiga kali. Terakhir, ketidakhadirannya disertai surat ijin dengan keterangan : keperluan keluarga.



Saya memintanya duduk di dekat saya. Sebelumnya saya sudah mendapatkan informasi tentang Dino dan dari semua informasi itu saya menyimpulkan bahwa Dino menghadapi masalah dengan dirinya sendiri.

Saya memulai obrolan dengan menanyakan mengapa dia tidak masuk kemarin. Katanya, dia mngantarkan temannya ambil SKHU. Kemudian saya tanya, apakah itu keinginan sendiri atau permintaan temannya. Atas keinginan sendiri, jawabnya. Selanjutnya saya mencoba menggali mengapa ia lebih memilih mengantar temannya daripada  masuk kelas? Dia tidak bisa segera menjelaskan. Akhirnya, setelah menunggu beberapa lama, muncul juga jawabannya. Katanya, "Ya, kepengen aja!"

Kami mengobrol beberapa lama. Peran ibu dalam kehidupan Dino sangat dominan.  Ibunya yang mengharuskan Dino masuk SMK, padahal ia sendiri ingin masuk SMA.

Saya mengajak Dino melihat permasalahannya pada porsi yang benar. Dimana titik permasalahan dan bagaimana harus menghadapinya. Apa resiko yang akan dihadapinya nanti bila dia memutuskan begini atau begitu. Tampaknya Dino proaktif.

Awalnya, Dino terlihat sangat tegang. Tapi setelah beberapa lama berselang, dia terlihat lebih relaks. Dia mulai bisa "ngomong"  dan sedikit membuka diri.

Dino tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Dia adalah anak pertama. Ayahnya tinggal di Semarang. Saat ini  kedua orangtuanya sedang mengurus perceraian. Alamak... lagi dan lagi. Anak-anak hanyalah korban keegoisan orangtua. Anak-anak seringkali hanya sebagai  korban.

Saya sering melihat dari berbagai kasus, orangtua tidak sevisi dengan sekolah. Aturan yang diterapkan sekolah bertolak belakang dengan aturan yang diterapkan di rumah. Misalnya, di sekolah ada aturan tentang kehadiran siswa. Siswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran dan bila berhalangan harus ada alasan ketidakhadirannya. Ketidakhadiran siswa harus sepengetahuan orangtua atau wali. Siapapun tentu tahu apa tujuan  diberlakukannya aturan ini. Tetapi beberapa orangtua justru mengacaukannya dengan memberi peluang anak-anak mereka melanggar aturan tersebut.

Ibu Dino misalnya. Setiap kali guru mengkonfirmasi kepadanya mengapa Dino tidak masuk, ibunya mengatakan kalau Dino sakit. Surat akan disusulkan. Lain waktu, ibunya mengatakan kalau Dino pergi untuk sesuatu yang bisa ditoleransi. Intinya, ibu Dino ingin ketidakhadiran anaknya dimaklumi.  Ujungnya, agar Dino tidak mendapatkan sangsi.

Menurut saya, hal itu justru melemahkan kepribadian Dino. Membuatnya tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

Di manapun kita berada, kita selalu berhadapan dengan aturan. Kemampuan untuk taat pada aturan itu bukan sesuatu yang instan melainkan sesuatu yang harus dilatihkan.

Biasanya, begitu dihadapkan pada aturan orang akan menolak karena aturan sifatnya memaksa. Mana ada orang yang suka dipaksa. Semakin dipaksa, semakin berontak dia.  Itulah ego. Tetapi selama seseorang terikat dalam satu kelompok, ingin tetap berada dalam kelompok sosial itu maka tidak ada pilihan baginya selain mentaati aturan yang berlaku di situ. Adalah sebuah perjuangan yang sangat sulit bagi seseorang untuk menundukkan hatinya sendiri sehingga atas kesadarannya ia "rela dipaksa" Pemaksaan itu akan lebih efektif bila berasal dari dirinya sendiri.

Peran orangtua dan guru adalah mendukung dan memotivasinya, bukan malah sebaliknya, melemahkan.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...