Kamis, 18 Oktober 2018

Jangan Marah

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benyamin Franklin)

Bismillahirrohmanirrohiim,
Jangan marah! Itu adalah pesan nabi kepada kita, umatnya. Marah adalah sebuah kondisi hati yang dikuasai oleh energi negatif. Saya rasa setiap orang pernah mengalaminya.

Marah  itu seperti api. Awalnya kecil, kemudian semakin membesar. Dan bila sudah besar, ia akan menghabiskan semua yang ada disekitarnya.



Marah itu kita rasakan di dalam hati dan akan terekspresikan melalui mata, wajah, sikap, ata-kata dan perilaku. Di situlah orang ain mengenali apakah kita sedang marah atau tidak. Sebagian besar orang marah mudah dikenali dari penampilan fisiknya. Sebagian kecil tidak menampakkan kemarahan melalui penampilan fisik.

La ghadab, kata nabi. Artinya jangan marah. Kemarahan terlihat atau tidak terlihat oleh orang lain, tetap saja membuat pelakunya menderita. Rasa sakit yang memunculkan rasa marah itu membawa dampak buruk bagi kehidupannya sendiri.

Mengapa kita marah. Biasanya, karena apa yang kita terima tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita maunya A yang kita hadapi. Kita pengennya orang melakukan X tapi dia melakukan Y. Intinya, fakta tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal ya, kalau dipikir, berapa banyak keadaan yang sesuai dengan harapan kita. Sedikit sekali bukan?.

Salah paham juga dapat menjadi pemicu kemarahan seseorang. Salah paham itu terjadi ketika yang dipikirkan seseorang terlihat tidak sama dengan apa yang kita pikirkan. Mungkin ini yang dinamakan miskomunikasi. Itulah sebabnya mengapa kita perlu belajar tentang cara bersosial. Belajar mengendalikan diri dan mengelola emosi.

Kembali ke bahasan awal, kemarahan muncul dari diri sendiri dan dampaknya juga akan merusak diri sendiri. Jadi bisa dikatakan orang marah itu adalah pelaku sekaligus korban. Sayangnya itu seringkali tidak disadari. Sementara orang berpendapat kalau dia marah dan berhasil melampiaskannya kepada orang lain, dia menang.

Marah, tidak menyelesaikan masalah. Marah yang berlebihan hanya merusak diri sendiri. Maka, kita perlu mengelola kemarahan. Salah satunya dengan berpikir positif. Memunculkan pikiran positif ketika kita sedang marah akan membantu kita meredam kemarahan tersebut. Orang-orang yang sabar dan arif adalah orang yang terlatih berpikir positif. Mereka melihat dari sisi "baik" sehingga hatinya merasa tenang.

Kalau ingin hidup kita tenang, kita bisa melatihnya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

4 komentar:

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...