Selasa, 02 Oktober 2018

Mengenal Orang Munafik Agar Tidak Munafik



Bismillahirrohmanirrohim
Salah satu aktifitas saya setiap pagi adalah memasak dengan ditemani tausyiah kyai Imron Jamil lewat radio Mayangkara. Di Radio Mayangkara, pengajian beliau sudah memasuki edisi Ngaji Tafsir Al Munir. 

Saya memang penyuka kajian kyai Imron Jamil. Saya sudah mengikuti kajian Kitab Al Hikam dan Kitab Minhajul Abidin. Semuanya lewat radio Mayangkara. Radio berita kebanggaan masyarakat Blitar Raya. Mendengarkan pengajian melalui Radio adalah cara saya untuk memberikan makanan rohani pada jiwa saya, agar tidak kering. 


Beberapa hal penting menjadi catatan saya. Dua hari yang lalu, Kyai Imron membahas tentang orang munafik. Dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 14, Allah berfirman tentang siapa yang  disebut sebagai orang munafiq. 

Artinya: Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka apabila mereka kembali pada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata “Sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok-olok.”

Orang munafik mengatakan beriman, tetapi sebetulnya hatinya mengingkari. Di depan orang mukmin ia menyatakan beriman tetapi bila kembali ke kelompoknya ia akan mengatakan bahwa sebenarnya ia hanya berolok-olok saja. Bisa dibayangkan ya, betapa sulitnya mengenali orang seperti ini. 

Saya penasaran. Ingin tahu ciri-ciri orang munafiq. Akhirnya, dari searching, saya menemukan hadist yang bunyinya begini: 

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al- Bukhari)

Nah dari hadist di atas ciri-ciri orang munafik menjadi lebih gamblang.  Berdusta, ingar janji dan berkhianat. Yang menjadi catatan saya adalah: Apakah saya memiliki salah satu diantara sifat-sifat itu? Bila saya tidak ingin menjadi orang munafik, yang menjadi bahan bakar neraka, maka saya harus menghindari dan menjauhkan diri dari ketiganya. 

  1. Tidak berdusta dalam situasi apapun. 
  2. Tidak berjanji bila tidak bisa menepati 
  3. Menjaga amanah. Di rumah, di masyarakat dan di lingkungan pekerjaan 

Hari ini pembahasan dilanjutkan tentang orang-orang fasiq. Orang fasiq adalah orang-orang yang ingkar. Dalam Al Quran disebutkan bahwa orang fasiq adalah orang yang  mengingkari segala sesuatu yang  sudah menjadi menjadi ketentuan Allah. 

Nah harus berhati-hati untuk yang satu ini. Kadang-kadang karena kita tidak menginginkan ketentuan Allah terjadi pada kita, tanpa sadar kita mengingkarinya. Kyai Imron memberi contoh sederhana. Ketika salah satu anggota keluarga kita meninggal. Rasa sayang yang berlebihan dan takut kehilangan, membuat kita tidak bisa menerima bahwa kematian adalah ketentuan Allah. 

Masih tentang orang fasiq, Kyai Imron mencontohkan tentang orang yang mempunyai keinginan yang sangat besar terhadap sesuatu, misalnya jodoh. Saking cintanya dengan seseorang kita seolah-olah mengharuskan ia menjadi jodoh kita. Ketika Allah menentukan lain, kita tidak bisa menerimanya. Maka kita termasuk orang fasiq. 

Nah ini juga berbahaya karena konon orang fasik ini akan menjadi penghuni neraka jahannam. Padahal tanpa kita sadari,  dapat saja kita berjalan ke "sana". Menuju kefasik-an. 

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6




1 komentar:

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...