Rabu, 10 Oktober 2018

Ayo Sekolah

Saya bukanlah sebuah produk dari keadaan saya. Saya adalah sebuah produk dari keputusan saya. (Steven Covey)
Bismillhirrohmanirrohim,
Biasanya, saya mengawali pelajaran dengan memberikan kuis lisan. Sambil mengecek kehadiran siswa saya memberikan pertanyaan ringan seputar materi yang sudah kami diskusikan minggu sebelumnya. Mereka boleh melihat buku catatan atau membuka hand out yang sudah saya bagikan.



Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan, meskipun pertanyaan saya ini sifatnya mengulang. Sebagian besar mereka tidak membaca materi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan itu diakui oleh mereka. Ketika saya bertanya apakah mereka belajar tadi malam, jawaban mereka kompak. Tidak!

Bagi mereka, belajar bukan priorotas. Saya tidak tahu apakah itu berlaku untuk pelajaran saya saja, atau pelajaran yang lain juga. Apakah itu berlaku untuk siswa saya saja atau juga untuk siswa-siswa di daerah lain.

Kuis di awal pelajaran itulah yang sedikit memaksa mereka untuk membaca. Saya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit untuk menggilir mereka dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. Setiap siswa yang bisa menjawab pertanyaan saya, mereka saya beri penghargaan. Penghargaan itu berupa point yang sekaligus menandai siapa-siapa diantara mereka yang memiliki kemampuan lebih dan kurang.

Kuis di awal pelajaran juga saya maksudkan untuk menyiapkan mental mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.  Saya sengaja tidak mengulur waktu saat memberi pertanyaan. Cukuplah satu pertanyaan satu menit. Bila siswa yang mendapat giliran tidak bisa menjawab saya mengalihkan ke siswa berikutnya. Kadang-kadang satu pertanyaan butuh beberapa siswa untuk menjawabnya.

Siswa yang bersungguh-sungguh dan menyempatkan diri membaca materi, tidak mengalami kesulitan menjawab pertanyaan saya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak peduli dengan pelajaran, meskipun sudah berusaha membolak-balik bukunya tetap tidak menemukan jawaban. Baru setelah terjawab, dia menemukan jawabannya. Ekspresinya lucu. Dia memukul kepalanya sendiri.

Setiap anak harus memperhatikan pertanyaan dengan seksama, meskipun bukan gilirannya. Karena bila temannya tidak bisa menjawab, pertanyaan yang sama akan saya gulirkan ke yang lain.

Bila mereka mengikuti dari awal hingga akhir, mereka akan menangkap gambaran secara utuh materi yang dipelajari minggu sebelumnya. Sebaliknya bila mereka tidak masuk di kegiatan pembelajaran sebelumnya, siswa akan bingung. Seperti orang yang kehilangan bagian cerita.

Anehnya, ada satu orang siswa yang hanya mengikuti dua kali pelajaran saya. Siswa ini seringkali tidak masuk dengan berbagai alasan. Sakit, ijin dan beberapa kali tanpa keterangan. Saya sudah mengkonfirmasikannya ke wali kelas dan guru BK. Tetapi tidak ada perubahan.

Terbayang di benak saya betapa kesulitan yang akan dihadapi siswa ini bila dia masuk nanti. Mungkin tidak hanya pelajaran saya saja tetapi juga pelajaran yang lain.

Tidak masuk sekolah itu, disadari atau tidak, adalah bentuk penghindaran dari tugas. Iya dong. Karena ketika tidak berada di kelas, siswa otomatis tidak terbeban oleh tugas-tugas di kelas. Maka, sudah bukan rahasia lagi ada sebagian siswa yang sengaja tidak masuk karena menghindari pelajaran.  Enaknya sih sebentar, selebihnya siswa harus menanggung "hutang"

Yang saya amati, siswa yang sering meninggalkan jam pelajaran, sekalipun karena alasan yang bisa ditolerir  tetap saja menghadapi masalah. Mulai dari merasa asing di kelas, hubungan dengan guru buruk dan prestasinya merosot.

Anak-anak harus belajar mengenali diri sendiri dan lingkungan serta mengambil keputusan yang tepat. Mereka harus berlatih memprediksi resiko dari setiap tindakan yang dilakukan. Selanjutkan menentukan pilihan tentang apa yang harus dilakukan

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6




6 komentar:

  1. Setuju.. jadi ingat jaman sekolah..terutama sd ya.. “kesekolah cuman pengen main sama temen bukan belajar”

    😂😂🙈🙈🙈😅😅😅
    Lanjutkan bu perjuangan mendidik anak bangsa. Ini pasti tantangan yg besar buat guru

    BalasHapus
  2. Kreatif banget ibu Endah. Salut 😊

    BalasHapus
  3. luar biasa perjuangannya, semangat bu guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sudah berkunjung mbah. Sesama guru mari saling menyemangati

      Hapus

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...