Jumat, 06 September 2019

Hanya Satu Kamu, Kata Deddy Dukun dan Fariz RM



Iseng - iseng, siang ini ketika sedang bekerja, saya buka youtube. Mendengarkan lagu kenangan. Asal saja sih awalnya. Asal klik. Sesaat kemudian mengalunlah lagu kenangan. Satu, dua lagu  saya nikmati sambil manggut-manggut, dengan jari tetap menari di atas keyboard.

Lah, entah sampai lagu ke berapa tiba-tiba muncul lagu itu. Yang seusia saya pasti mengenalinya. Menikmatinya. Musiknya cukup menghentak. Suara Deddy Dhukun yang mendesah ditingkah suara Fariz yang mempesona. Coba deh putar.

Liriknya OK loh. Ini nih saya kutip sebagian.

...
Kusudah punya kekasih yang sungguh baik hati
yang benar-benar setia kepadaku 

cintaku yang pasti satu 
tentunya untuk kasihku
tak mungkin lagi kubagi 
itulah sumpah janjiku 
dari dulu hingga kini
tak berubah
hanya satu... kamu 

Kalau Anda seorang perempuan, bagaimmana perasaan Anda membaca lirik itu.
Nyess kan. Suka kan.

Liriknya mudah dipahami dan mengajak pendengar untuk berlaku setia.

Jadi menurut saya, lirik musik itu juga ada sisi edukasinya. Ketika seseorang menyanyi, dia akan mengucapkan liriknya. Awalnya mungkin orang itu hanya suka melodinya, tapi dengan mengucapkannya berulang-ulang, apalagi sesuai dengan suasana hatinya maka makna lirik itu akan membekas dalam sanubarinya.

Kalau liriknya mengisahkan tentang perselingkuhan yang dipandang sebagai sesuatu yang biasa, ketidaksetiaan, kehidupan malam, percintaan yang vulgar dan budaya mabuk. Waduh..

Saya pernah semobil dengan beberapa orang famili yang mengajak anak-anak mereka. Anak-anak mereka menyanyikan lagu yang asing di telinga kami. Saya mengernyitkan kening ketika merasa ada lirik yang aneh. Sementara anak-anak mereka menyanyi, para emak tertawa tergelak-gelak. Saya baru ngeh mengapa mereka tertawa. Rupanya lirik lagu yang dinyanyikan ini  adalah lirik dewasa yang menurut saya terlalu vulgar dan bukan konsumsi anak-anak.

Kalau dipikir-pikir memang kehidupan kita tidak terlepas dari sisi hitam dan putih. Tidak dipungkiri pula bahwa warna kehidupan itu tidak semuanya putih. Tidak. Ada yang hitam, ada yang abu-abu.  Tentu tidak salah juga bila orang ingin menampilkan sisi hitam kehidupan.

Tetapi sebetulnya ada yang lebih penting dari sekedar menampilkan sisi kehidupan, yaitu dampak dari apa yang disampaikan. Musik adalah media untuk menyampaikan pesan dari pencipta dan penyanyi kepada pendengar dan penikmat musik. Hal ini sama seperti karya seni  lain serupa novel, lukisan, tarian atau sejenisnya.

Intinya ada tanggungjawab moral dibahu pemusik (pencipta dan penyanyi), pengarang, pelukis, penari dan pencipta seni lainnya. Sebuah karya seni, hanya alat untuk menyampaikan pesan. Ibaratnya, bila kita ingin menyajikan makanan, kita tidak hanya harus fokus menampilkan wadahnya yang baik tetapi juga rasa masakannya. Harus enak. Harus lezat dan bergizi. Mengapa? Karena makanan yang tidak sehat akan membawa kemudlaratan bagi yang memakannya.

Jadi, jangan lupa memilih makanan juga karya seni yang sehat ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...