Senin, 28 Desember 2020

Renungan Akhir Tahun

Tetiba saja kita sudah berada di penghujung tahun. Saat saya membuat tulisan ini, tahun baru tinggal tiga hari lagi. Menjelang tahun baru saatnya berintropeksi diri. Mengenang capaian selama 365 hari yang sudah terlewati. Kita  pasti akan mengenang kejadian-kejadian berkesan tahun ini. Mungkin kita ditakdirkan mengalami masa-masa berat atau sebaliknya, kita dihujani anugerah tiada tara oleh yang maha kuasa. 

Satu hal yang sangat berkesan bagi saya dan selertinya akan terus menempel diingatan. Begini ceritanya. Setiap awal tahun setiap ASN kan harus membuat progran sasaran kerja. Namanya sasaran kerja pegawai. Dalam program itu seorang ASN harus membuat program untuk dirinya sendiri. Rencana apa yang harus dilakukan selama setahun ke depan. Selain kegiatan wajib yang menjadi tupoksinya (merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi) seorang guru harus memprogram kan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan kompetensi seperti unsur pengembangan diri dan PKB. Salah satu unsur yang saya programkan saat itu adalah membuat buku pedoman guru. 

Buku pedoman guru merupakan acuan kerja seorang guru setahun ke depan. Di dalam buku pedoman guru itu saya tuliskan target saya di tahun 2020 yang meliputi peningkatan 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, sosial dan kepribadian. Dalam setiap target saya jabarkan secara detil kegiatan apa saja yang akan saya lakukan untuk mencapai target itu. 

Jujur saja saat membuat buku pedoman guru itu yang terpikir dalam benak saya hanyalah memenuhi kewajiban saja. Menggugurkan kewajiban. Itu sebabnya maka saya segera melupakan sesaat setelah membuatnya. Saya menyimpannya  dalam bentuk file yang belum sempurna di folder bersama dengan dokumen-dokumen yang lain. Setelah itu saya tidak pernah membuka apalagi membacanya. 

Kegiatan berjalan dan sayapun disibukkan dengan banyak tugas. Banyak kejadian yang menyita energi saya. Diantaranya pandemi covid 19. Bagi saya, tahun ini merupakan tahun terberat. Pandemi mengharuskan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Dengan segala keterbatasan saya mulai mengubah moda pembelajaran. Ini bukan hal yang mudah. Saya sadar kemampuan saya terbatas tetapi saya tidak boleh menyerah. 

Beberapa hari yang lalu seorang teman meminta contoh buku pedoman guru dan sayapun membongkar file-file yang tersimpan rapi di folder kedinasan. Saya menemukan kembali file buku pedoman guru. Sebelum mengirimkan kepada teman, saya sempatkan untuk membaca ulang file itu. 

Saya terkesima dibuatnya. Mengapa? Setelah saya renungkan ternyata tanpa saya sadari kegiatan yang saya lakukan setahun ini sebagian besar saya tuliskan sebagai target dalam buku itu.  Buku itu sudah saya lupakan setelah saya buat saat itu. Bahkan saya belum sempat mencetaknya. Tetapi isiinya seperti menuntun saya untuk melakukan kegiatan yang sama seperti apa yang saya tuliskan. Kok bisa ya? 

Sepertinya tanpa saya sadari otak saya sudah merekamnya dan mengarahkan saya untuk melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Hal itu menyadarkan saya tentang pentingnya membuat rencana. 

Membuat rencana berarti kita meluangkan waktu untuk merenung dan memikirkan apa yang ingin kita capai di hari mendatang.  Boleh jadi kita akan mengabaikannya setelah itu tetapi otak kita akan merekam dan mengarahkan kita. Itulah sebabnya kita perlu membuat resolusi di awal tahun.  

Bagaimana menurut Anda? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paling sering dilihat

Mental block

Selasa pagi, Maret 2024 Tulisan ini saya tulis sambil menunggu waktu. Eh waktu kok ditunggu. Salah ya. Seharusnya waktu dimanfaatkan sebaik-...